22 Februari 2010

pilihan

rindu ini berduri
dan tertancap dihatiku
tanpa mampu kulepas

jika boleh,
biar aku kayuh sampanku
untuk beranjak dari sisimu..

TENTANG INI

bunga yang indah itu layu
saat kau petik dengan kasarnya

aku hanya terdiam pasrah
sesukamu..

saat ku pergi,
jangan lagi ada janji..
antara kita hanyalah kita belaka

akan ku tutup cerita tentang ini
dan kubiarkan tiada yg menjadi saksi.

21 Februari 2010

Untuk Sobat

Sobat..
Telah lepas letihku menari
Walau detik lamban menggelincir

Pada ujung daun kukisahkan
Tentang malam- malam panjang
Kadang bisu, kadang kelam

Jika waktu bertepi sejenak
Takkan kusulap segala sediakala

Sobat,
Sekalipun mendidih darahku
Biarlah hanya waktu yang mengguru

Untuk Melupakanmu

Kubelah bumi
Hanya untuk mengubur namamu
Yang menghantui pada setiap langkah

Bahkan kugali samudera
Hanya untuk membunuh bayangmu

Oh Tuhan,
Diakah pemilik kerajaan hatiku
Yang membunuhku dengan kerinduan yang mematikan

Tentang Kita

Jalanku masih panjang, tanpamu
Namun tak sempurna

Kulihat seberkas harapan
Yang tergelincir diujung akalmu
Membuatku jatuh

Rintik hujan diantara kita
Yang jauh merangkai kisah

Aku dan kamu lain cerita
Walau inginku bersama

Kita punya kekuatan
Yang terselip diantara janji
Dan kutetap takkan peduli
Karena kita mampu berdiri

Tanpa Memiliki

Wahai pengisi hatiku
Auramu menyelimuti lekukan hati
Yang tak kandas diatas waktu

Wajahmu terlalu jauh
Sedang waktu semakin lama

Cinta tulus ini menyakitkan

Memiliki tanpa memiliki

Tentangmu

Setiap harus berlari
Langkah yang tertatih
Kemana kan kutetapkan

Mungkinkah jika aku letih
Sejenak bersandar pada keteduhanmu
Yang nyata tiada

Mungkinkah kubermain dengan bayang2
Yang rajin mengejarku

Seiring Lukaku

Aku terlalu merindu
Hingga kering air mata
Yang terserak diberanda hatiku

Wahai pemilik hati
Dimana harus kucari
Sepotong cinta yang kunanti

Lewat angin kutitip rindu
Yang berhembus seiring lukaku

PERJALANAN

Aku berjalan melukis bumi
Dengan kuas- kuas kosong
Lalu tertatih merintih
Mencari segenggam keindahan

Lalu kau taburi secarik harapan
Padahal hatiku hanya tinggal buih

Aku tau ketika debu-debu mengejekku
Diatas kanvas tanpa warna

Tapi aku tetap berjalan
Walau hatiku terbungkus ragu

Pada kelopak cahayamu
Aku lukiskan perjalananku


26 Nov 2005

Perbedaan yang mengintai
Mencabikku saat kau jauh

Ku jaga segenap hatiku
Tapi tetap terluka mengenangmu

Walau harus kutangisi sejenak
Namun tetap tak terobati rinduku yang membeku

Kemana harus kucari
Kepingan hatiku yang terurai
Saat aku merindukanmu


06-04-09 21:35

Opera Nyawa

Inilah aksara dari sekeping hati
Memaharajai istana suciku

Kudengar dentingku memetik biola
Melantun elok senarai warnamu

Andai kudayung sampan
Bahkan terlalu jauh pulau itu

Ingin sejenak ku terbang
Membisiki surya
Agar cahaya tiada berlabuh

Namun, senjakala tiba
Dan opera nyawaku merapuh

Menanti Tanpa Ujung

Kubungkus rahasia dibalik hatiku
Berharap cahayanya tak mengganggumu
Bahkan dalam nafas
Hingga tak perlu kau terpikir
Tentang penantian tanpa ujung

Dalam dekapmu, ternyata bukan aku
Biarlah kunanti
Hingga cahaya berhenti menyanyi

Kunantikan dengan bersalah

Kunantikan dengan bersalah
Yang tiada pun mampu mencegahnya
Dengan sedikit pengharapan
Walau ku tak pernah berharap

Hanya sebentuk hati
Cahaya yang tiada padam

Kucoba bertahan
Berharap pijarmu menyentuh
Walau ku tak pernah berharap


03/03/09 19.00

Keyakinanku

Selama surya yakin akan sinarnya
Selama bintang puas akan indahnya
Seyakin- yakin aku akan hatiku

Jangan lupakan, jika selalu ada

Biarpan perih yang menggigit
Dalam waktu yang menggapit
Menjadi kenangan untuk kurindukan

KEINDAHANMU

Ada setetes pelangi
Ketika kusibak dicelah- celah jantungmu
Yang kau tutupi dengan sempurna
Didalam jubah senyumanmu
Dan kau tau aku melihatmu
Jadi simpan jubahmu dikesucian hati
Karena aku tau
Jauh sebelum mengenalmu


13-Feb-2006
22.46

Keabadian

Disudut hati kau bermain
Hingga lelah jiwaku menanti

Kurobek kertas tua
Namun cintaku ada
Terselip dibatas mimpi

Kutengadah . . .
Disana abadi
Tentang cinta yang kutangisi

Kau Untukku

Jika kata-kata tak mampu kau ucapkan
Cukup pandangi aku mengerti

Kita takkan beda dengan warna pelangi
Yang biaskan warna- warna sejati
Dan diatas jubah suci
Telah kau iringi kakiku
Ditempat terang mereka takkan tahu

Sungguh sekalipun patah belulangku
Sekalipun berujung ragaku
Kuharap hanya demimu

Karena kuyakin
Tuhan mengutusmu untukku

Jangan Katakan Senja

Jangan katakan senja
Jika matahari masih mengepak
Walau cahaya petangnya terlalu sejuk

Bahkan, pelangi masih menari

Jangan katakan senja
Sebelum bulan merangkai mimpi

Hatiku

Dulu hampir mati
Hanya karena sekilas
Kau bawa setitik dari hatiku

Belum lagi sewindu
Belum lagi rindu
Kini matamu mengoyak sepi

Kubaca lagi buku yang dulu
Hanya setutur kata- kata
Kukenang senyummu

Kini namamu membisiki mimpiku
Untuk sekali ini
Kau bawa segenggam hatiku

Gila

Makin waktu makin indah
Barangkali pelangi sedang berbunga
Walau hari terlalu pagi

Kuberat ingkari
Walau gila tapi nyata

Takkan lebih indah selain ini
Jatuh cinta pada sehari

Galau

Tak perlu suara
Kita adalah orang bisu
Yang memalsukan masa lalu

Sampah serapah pun bagiku
Yang telah lama terkoyak

Mengapa tak pernah ada awal
Untuk mengakhiri

Rasa ego adalah pelindung jiwa
Terbias jelas dijendelamu
Walau aku ingin membunuhmu
Aku ingin mati bersamamu

Entah

Bunga- bunga yang terpetik
Akhir musin setelah jatuh
Tetap menguning dibumi
Walau angin sesekali meniup

Kusimpan rindu rapat- rapat
Agar perihnya tak menodai

Tangisku meribu, karenaku
Terkujur oleh sesal yang entah

Andaiku mati
Hanya rindu yang membunuh

Diantara Gelap

Cintaku tersimpan
Diantara gelap cahaya
Yang kubisiki dicelah hatimu

Kuhembuskan kehangatan
Diantara sejuk menusuk

Entah kau tahu atau ragu
Nyanyian yang kulantun setiap malam
Berharap tak salah arah
Berharap tak salah angan
Berharap sedikit kehangatan diantara kegelapan

Cintaku

Kupetik wangi sang surya
Membakar kisah yang kujaga
Diantara lipatan hati terusik
Merestui hadirmu

Biarkan waktu yang memilih
Dia takkan pergi
Walaupun takkan kembali

Dialah waktu
Yang mengalir seperti hembusan nafas

Dialah cintaku
Yang kujaga takkan kulepas

Cinta Yang Salah

Saat pertama
Kuyakin telah jauh keliru

Tak kau tangkap dimataku
Padahal itu cinta

Telah lama kucoba lari
Untuk tidak memulai
Tapi kisah ini terus mengalir

Aku menahan cemburu
Tapi diriku terlalu salah

Sungguh aku mencintaimu
Walau aku tak layak merasakannya

Cinta Cinta Cinta

Diberanda hatimu kulukiskan
Keagungan yang terkuak dibalik diamku
Walau lelah kuusir
Namun indahnya melekat
Hingga tak mampu ku mengelak
Atas cinta, cinta, cinta
Yang meracuniku pada tatapanmu
Yang meracuniku pada pesonamu
Sungguh indah untuk kuakui
Cintamu kuatkan saat ku melangkah

BUNDA

Bunda bersama cintaku malam ini
Terjebak rindu terbungkus doa
Dan lewat mimpi kosong kutangisi sisa tawaku

Bunda pasti tau aku rindu
Aku rindu...

Sisa Doa yang Terbuang

Biar kucabik yang usang
Agar kau dapat melangkah
Dengan segenap kekuatanmu

Suara yang biasa kudengar
Kini hanya bisikan malam
Menghantui

Awal akhirnya usai
Menjadi sisa doa yang terbuang



03/03/09 19:14

Bertahan Untuk Waktu

Kulipat buku usang
Yang lapuk oleh waktu

Seolah masih terngiang dibatin
Seolah kenangan masih berlangsung
Walau telah lapuk oleh waktu

Haruskah kuserahkan isi hatiku
Agar kau temukan disana
Sesuatu yang tak pernah lapuk
Sekalipun oleh waktu

Benciku

Amarahku takkan mampu menjebak
Ketika bening matamu merobek

Aku rasa yang tersimpan begitu dalam
Mengiris ulu hati yang kujaga

Tapi memandangmu aku enggan
Sebelum kuterlempar dalam bersalah

Aku ingin membunuhmu !
Aku ingin membunuhmu !
Aku ingin membunuhmu !

Biar sadar akan benci

Tapi, memandangmu pun aku enggan
Maka kubiarkan maaf mengaliri benciku

Hanya Satu

aku hanya terjaga
saat untuk melupakan
saat tersakit yg melumpuhkan hatiku

dirimu melengkapi kehidupan
walau pedih untuk dimiliki
harus ku lari tuk memujamu

mungkin dengan cinta
tak jua ku rela berbagi cintamu padanya

hatiku hanya satu
untuk ku bagi





5feb'09
00:40