23 Januari 2012

Sejati

hidup ini berparodi
berubah seiring waktu bernyanyi
berporos pada ketidakpastian yang pasti
dan ketidakmungkinan yang mungkin
hidup pernah bercerita tentang hitamku
tentang warna warni yang membias saat bersamamu
dan kau sematkan simbol keabadian yang nyaris
tepat disudut hati yang terkunci
aku sempat mengingkari
dibalik hari-hari bersembunyi
mencoba menghapus warna kita rangkai bersama
yang nyatanya dia tiada pudar
dan aku akan tetap membiarmu
mengabadi dihatiku
karena itu sejatimu

aku dan kamu

aku hanya terlalu takut mendekat
agar kau tak menjauh
ketika kau jamah buku yg kutulis
sarat akan kerapuhan
aku dan semua aku
hanya seonggok daging pemalu
seorang yang mudah untuk dilupakan
termasuk kau
tapi aku mencoba bertahan
melawan keringat dingin yang terkujur
karena aku terlalu takut mendekati
bukan karena kau menjauh
melainkan kamu terlalu baik bagiku

menuju perubahan

malam ini langit kamarku diam tertahan
tiada terompet yang bising
tiada kembang api yang membuncah
semua hening berselimut sepi
hanya sedenting lagu yang melantun pelan
memecah ruang yg hampir membeku
masih teringat kelip warna yg berputar
entah beberapa tahun lampau
ketika malam bukanlah nyanyian sunyi
ketika alunan mulai memekakkan telinga
ketika suara-suara menjadi bisik samar
malam ini beralih seakan mengendap endap
menikmati waktu dengan dewasa
dibalik dinding berpangku
seakan ikut menertawai
entah aku pun tak peduli
malam ini adalah rahmat
yang aku selalu lupa
yang aku hampir buta
kekurangan cahaya
atau bahkan terlalu silau akan cahaya
kini hanya sekilas menyibak
jejak yang pernah tersesat berpendar
menjauhi yang mutlak dekat
semoga sebait doa mampu memulai
merakit sayap lunglai
melesat bak roket berpawai
menuju perwujudan mimpi mimpi yang menjanji

Ikhlas

lembaran yang kian menyibak
mengeja satu per satu rangkaian silam

mencoba menyatukan garis
menemui titik yang semakin menebal

rangkaian ini kujilid perlahan
bersampul sabar dan ikhlas

Untuk Sahabat (2)

terkadang langit tak selalu biru
dia bersinar sesuai suratan
namun dia tetap ada saat kau tengadah

diantara langkahmu yang muram
dia mengawasi dibalik pohon
bersenandung penuh mantra

ketika kau tersungkur diatas bumi
bahkan terlalu jauh kau mengerat langit


langit tetaplah langit,
kadang biru kadang hitam
tapi dia tetap melihatmu
sebagai perisai hati yang memprasasti

Untuk Sahabat (1)

waktu ringan berjalan
ketika kusibak album yang pernah berkisah

potretmu melintas memnuhi ruang
lalu kau taruh kenangan
yang tak bisa kuhalau

tentangmu adalah warna
yang menyatu diantara sekian celoteh
tempatku mencari dan menemukan
sebaris kehangatan yang tak lapuk

tentangmu tetaplah warna
yang menemukan dan mencariku
dari segala pelipur arah
melepasku bersantun doa

Pecundang

gemerlap detak yang menghujani
membisiki pecundang yang kehabisan alasan
berharap pelangi memayungi segala gerik
dibawah petang yang menertawai

masih mencoba menelusuri
sejenak menemui harapan yang menjejak

tujuan yang terlalu memaksa
memisahkan kenyataan dengan harapan yang memanjang

Lantunan Pagi

kini surya menyapa
melupakan ngilu yang semalam menggigit

kunikmati ritme nafas yang memburu
dalam kayuhan yang gentar

kuresapi warna pagi
seakan udara ikut membayang
diantara diam yang kusimpan,
kumengingatmu..

Doa Ketika Malam

Tuhan
seluas kasihMu kini mengarungi
saat kau tuliskan namanya diperjalananku

seketika detak surya menguning
lalu Kau warnai kanvasku seindah pelangi
membekas dilorong terpanjangku

Tuhan
berikanku kunci malam
agar kumasuki ruang bintang bersamanya
melantunkan lagu pengharapan

dan ketika langit mulai berpawai
pinjamiku sepotong bulan
menjaga lelapnya hingga pagi menyingsing

TENTANG BINTANG

saat malam kusulap bermandi bintang
sudikah kau memetiknya
menaruh simpul cahayanya disaku bajumu
menyimpan seluruh teka teki yang menari
dibalik lembut lekuknya
ditiap titik memancar
memusatkan energi bersayap doa

akan kunyanyikan ditiap malamku
tentang bintang yang berpijar setia

MEMBACA ARTI

dimatamu kulihat keteduhan
berpijar melambat mengisi lorong hati

dalam lelapmu kuterjaga
mengingat yang kau lupa
membaca arti yang kau gariskan dijalanku

lembar ini berjalan
mendekat mengetuk ruang yang menyisa
sarat akan merah biru ungu

kuberpasrah,
dilubuk hati selalu menata