29 Mei 2010

Terjatuh dan Lagi

terukir lagi tinta hitam
dikertas buram lusuh
yang kini berdebu oleh waktu

kau toreh luka lagi
mendalam
memaksaku menitikkan air mata
yang selama ini kusimpan rapat

inilah aku yang kini lapuk
mengharap tawa bertebaran
saat angin palsu menghembuskan nafasnya

disini tempatku jatuh
lagi olehmu..
sejenak namamu terlintas
tentang kisah dulu yang belum tuntas
lalu kita mencoba berlari
mengingkari kenyataan
dan akan terus berlari

mengisi ruang hati yang patah

mungkin ini caramu pergi
dan kita berpura-pura akan keadaan

kutahan suaraku
agar tak menyakiti apapun
walau hati ini terkoyak

kutahan rinduku
dan menerimamu pergi
selamanya

Cahaya Kelam

kau buka pintu yg lama tertutup rapat
saat kuncinya pun aku tak lagi ingat

kau datang bagai pelipur
mengisi ruang yang lama kukosongi
membawa sajak-sajakku yang berserakan

lalu kulihat sebongkah hati yang rapuh,
hatimu
bahkan jiwamu

suaraku bagai tertelan
merobek disudut hati yang padam

aku akan selalu mengingat
untuk hati yang sejenak singgah
untuk cahaya yang menyinari celah

aku akan mengingatmu,
wahai cahaya kelam..

01 Mei 2010

Luruh

hatiku tercabik saat kau haturkan senyuman
adakah itu sebuah perasaan
yang menjebakku masuk ke cerita baru
yang aku pun tak pahami alurnya

terlambat untuk mengelak
dan berpura-pura diatas segalanya
karena aku kalah

aku tercabik,,
mengingatnya yang telah kumiliki

Tentang Rindu

Mendengarmu aku merasa ada
Dengan setiap lisan yang terucap

Mendengarmu aku merasa ada
Karena hanya itu yang aku bisa

Andai mampu kau membaca mataku
Yang sarat akan pernyataan dan pertanyaan
Tentang rindu yang tak kunjung kujawab
dan tak mampu kuterka

semua menjadi teka- teki yang bernyanyi
dan aku selalu larut untuk mendengarmu
karena hanya itu caraku menyampaikan rindu