29 November 2012

KAMIS


petang itu disudut kamis
suasana yang seakan berpunca
memompa darah sedikit lebih deras

disaat pasrah telah bertumpuk
seketika detik menahun
atau tahun mendetik
entahlah..

aku ingat setiap kata
abstrak dan berkelas
bahkan oleh seorang amatiran

bahkan ketika aku terlupa
aku akan selalu ingat

21 Oktober 2012

Kecewa


titik yang mengkristal ini akan mencair
mengaliri jalan yang ingin dia lewati
tanpa mampu menahan, ngilu rasa

janjimu tersangkut semalam
pada udara yang terserak

sebaik-baik bahagia
adalah tidak mengetahui rahasia pahit
yang terbongkar tanpa kau coba membuka

dia datang padaku malam kemarin
hanya suara jantung menemani
berpacu dengan ketidakrelaan hati

20 Oktober 2012

Lupa Untuk Melupakan


Barang tak sehari pun kau hilang
Bahkan melupakanmu aku lupa
Tak ada ingatan tanpa menyeretmu kesana

Tak ada tujuan, memang
Apalah daya jika hati dan otak memberontak

Bagaimana mungkin kurasa kehilangan
Sementara memiliki bukanlah kenyataan

14 Oktober 2012

Ketidakpastian


Dunia yang tak ku temui titiknya
Bermain dengan ketidakpastian melangkah
Kuukir sejuntai keraguan untuknya
Tempat harusnya membuka cerita
Dan kuberlari menjauh,
Membiarkan tanda tanya yang menggapit
Diantara bertahan dan berpindah

Tunjukan selagi ada..

Menjemput Pagi


Kaulah singgahsana yang menuntunku pulang
Menemani tiap jejak yang tersalah
Menerangi saat cahaya bulan tak begitu nyala

Jika kubuka jendela dan menatap keluar
Kumelihatmu disana,pun disini
Kaulah udara yang meniupi tiap nafasku

Malam akan terlalu dingin, kecuali denganmu
Kau bahkan bisa membakar
Namun tidak padaku

Padamulah aku akan tetap kembali
Menjemput pagi yang kau impikan
Membiarkan ketidakbersamaan menyatukan perbedaan




12 Oktober 2012

Kusimpan Rapat

Bahkan malam tak dapat menahanku
Beranjak berada setidaknya didekatmu
Karena dimana kau berada
Aku pun ingin berada

Malam ini bulan bulat
Sebulat harapan yang kian kusimpan

Kau terlalu megah, memang
Aku menusia namun tak sepadan
Jika memang langkahku teramat salah
Biarkan ku kembali ke titik awal memulai

16 September 2012

Langit Malam dan Bintang

jika kusenandungkan lagu cinta ini
kuharap kau menyambutnya penuh cita
layaknya embun menanti pagi

telah kurangkum serangkai tanya
tuk sejenak memintamu
menautkan dua hati
yang harusnya berpadu layaknya jari dan cincin

aku ini langit malam
sudikah kau jadi bintangnya?

02 September 2012

Mimpi

Ini bukan tentang cinta
bahkan ini melebihinya

nyanyian yang kita lantunkan
dibawah langit yang membentang
sejak matahari menyingsing hingga berlalu

ini tentang rindu yang tak bertuan
entah bila berlabuh pada perjumpaan

hati ini akan senantiasa teguh
berharap terjaga dari mimpi demi mimpi
yang membawa serentetan harapan
yang masih akan kita nyanyikan

08 Juni 2012

Pancaran terindah di sudut matamu


Pancaran terindah disudut matamu
Kulihat lentik dan ku terbaring

Pesona yang kian terbakar
Oleh pintu-pintu yang kian tertutup

Pemuja yang kehilangan alasan
Dibatas nyata dan harapan

Kemana kan berlabuh
Selama teguh hati bernyanyi
Berliku dengan imajinasi yang menertawai

Pergilah jika itu kepastian
Jangan tinggal jejak walau sebiji duri

Sesal


terukir lagi tinta hitam
dikertas buram lusuh
yang kini berdebu oleh waktu

kau toreh luka lagi
mendalam
memaksaku menitikkan air mata
yang selama ini kusimpan rapat

inilah aku yang kini lapuk
mengharap tawa bertebaran
saat angin palsu menghembuskan nafasnya

disini tempatku jatuh
lagi olehmu..

Jembatan Hati


Sepotong senyum meluluhkan
melantakkan pertahanan hati
dibawah malam kian mencari

keyakinan menyeruak,bersaksi
mengisyaratkan panggilan
melupakan waktu untuk menanti

jika suratan enggan memihak
biar kunanti hingga senja memerah
disana kugubah jembatan
datanglah,padamu kusimpan pengharapan

Cahaya Kelam


kau buka pintu yg lama tertutup rapat
saat kuncinya pun aku tak lagi ingat

kau datang bagai pelipur
mengisi ruang yang lama kukosongi
membawa sajak-sajakku yang berserakan

lalu kulihat sebongkah hati yang rapuh,
hatimu
bahkan jiwamu

suaraku bagai tertelan
merobek disudut hati yang padam

aku akan selalu mengingat
untuk hati yang sejenak singgah
untuk cahaya yang menyinari celah

aku akan mengingatmu,
wahai cahaya kelam..

22 Mei 2011


kemana janji kau gadaikan
ketika kunanti diantara doa

sementara waktu lambat menuntun
kumasih terlena oleh kebisuan yang merayu
tentang langkah yg tersandung rindu
tentang cinta yg membekas ngilu

q simpangkan arah
sementara hatiku membeku
ketika janji kau biarkan berlalu

Harapan Semu


kamu adalah warna pelangi
yang kupetik senja itu
lalu kulipat dan kusimpan didasar hati

aku hanyalah sepasang telinga
untuk sebuah kenyataan yang berbalik
menjauhi titik senyum simpulku

hamburan perasaan ini biarlah berlalu
pada sang bayu yang bernyanyi kutahan harapan
yang takkan kembali kucari jawaban

Bersimpang Arah


Tuhan..
kiranya kini langkahku tergelincir
pada sebayang titik hitam
nyanyian penghibur malam
menguat dan tak mampu kutepis

padanya kuserahkan serangkai tanya
jalan yang tak lagi berada dijalurnya

dan pada setiap luka yang merayu
kutitipkan sehela nafas untuk berlalu

aku selalu menyisakan ruang
tempatku dan Mu berpadu

Airmata Hina


Rabb..
dunia ini penuh lautan kecewa
sekalipun kulintasi dengan sampan sabar
kutetap tenggelam kedasarnya

Malam ini..
aku menangis karena aku telah menangis
menangis selain karena-Mu

begitu hina airmata yang menitik ini
dan Kau tahu aku semakin merindu-Mu Rabb
ingin membasuh wajahku, menunduk menyebut nama-Mu

Rabb..
Kau yang Maha Tau
Memberiku milikku
menjauhkanku dari segelintir pengharapan yang akan membusuk

kekecewaan ini mendewasakan
kusematkan beribu doa
karena kecewa ini adalah mata rantai kasih-Mu

Doa Pagi


kuterjerembab pada satu titik, lagi
menahan pedih yang bergelayut
merelakan teduh bahasamu bersamanya

senyumku terhenti dibalik mimpi yg ditunda
jauh sebelum waktu merangkai
akan kebodohan yang tiada kusesali

lewat pagi yang kian menyingsing
kutitip doa pada sang bayu
mengharapnya membahagiakanmu

13 Maret 2012

Lentera Padam

telah aku sematkan penuh pasti
lentera penerang diantara langkah gentar
yang kusimpan dibalik keraguan
menyapu sebait kisah tentang harapan

kini lentera perlahan memadam
tersulut hembusan sang bayu

kisah ini indah seminggu
perihnya membuncah sewindu

kau dan kenanganmu
bermain memenuhi ruangan
yang semakin akan kulupakan

11 Maret 2012

Berlalu

bukan aku yang memulai
yang tiada kunjung kau akhiri

lepaskan aku dan lelahku
biarku mencari dan berkelana
karena aku telah berlalu darimu

dengan sedikit kekuatan
menutup kenyataan

Sebaris Kebusukan

keheningan memecah malam
hanya sederet diam berjalan
kau dengan sebaris kebusukan
yang mungkin lama tersimpan
lalu kau campur keyakinan dengan harapan
menjadi mimpi-mimpi indah yang menipu

kau seyakin-yakinnya bercerita
membiarku membodoh
bergelayut dengan manisnya perih

kini senyumku tertahan
melepas segala tentangmu
dan lewat airmata yang terbit ini
kubuang segala harapan
tentangmu hanyalah penyesalan

kecewa

sempat kulihat bianglala dipelupuk lagumu
menjanji sandaran damai untuk bersimpuh
sempat kulihat bianglala dipelupuk lagumu
menjanji sandaran damai untuk bersimpuh

dan jalan ini kulalui penuh liku
senyummu sejenak membayang
memadam keraguan terdalam

tiba-tiba badai bernyanyi
menyingkap rahasia yang tertutup rapi

kemana kan kubawa hati ini
saat jeratmu membunuh
merobohkan singgahsana percayaku
yang kubangun saat kau semat mentari
diantara siang dan malam yang menyaksi

dan jalan ini kulalui penuh liku
senyummu sejenak membayang
memadam keraguan terdalam

tiba-tiba badai bernyanyi
menyingkap rahasia yang tertutup rapi

kemana kan kubawa hati ini



Berlabuh

kau menyita segala penjuru tatapku
bersama keyakinan yang masih kukumpulkan
adakah kau memahami ditiap doa yang kubisikkan
bermandi pengharapan yang teguh

hatiku penuh luka yang telah mengering
berlabuhlah karena hatiku kini kubuka untukmu

06 Maret 2012

Tiada Akhir

Aku bukannya menyerah kalah
Lelahku bahkan tak berujung
Diantara keyakinan yang merajai
Kuletakkan sebaris tanya yang mendesak

Aku bukannya berhenti mengagumi
Sekilas memori yang masih terpatri
Menambatkan tentangmu
Kisah yang tiada ingin kuakhiri

Aku hanya bersimpuh sila
Mencoba mengerti kenyataan
Mengetuk kerelaan
Membiarmu bersama pilihan Tuhan

Benci (2)

Benar bila benci membuncah
Kan kurapatkan jemari pada iman
Menahan dari dosa
Karena kuingin meregang nyawamu
Dibawah belatiku yang bersilauan
Agar kau sadari dengan indah
Hatiku yang lembut berubah
Bak monster yang ketika kau menoreh luka

Benci (1)

Ketika malam meluruhkan kebencian
Memecah kekuatan yang menipis
Mengingatmu bagai menggenggam duri
Yang bergumul lincah dengan luka
Menjejakkan tawa diatas airmata
Yang bersatu dengan darah yang berserak
Memadu menjadi kisah hitam
Yang bersusun dimeja bisu
Sesungguhnya aku telah mati
Jauh sebelum aku mampu berdiri

SAMAR


dibawah guyuran air langit
disisa malam yang mengintip
kujejaki dengan setengah keyakinan
yang masih bertapak, menyudut

ditengah pekatnya tanda tanya
penerimaan akan kenyataan yang menyamar
terpatri menanti jawaban

beribu pertanyaan memotong
antara keyakinan yang meragu
tentang kau dan segalamu

04 Maret 2012

Hadirmu

kau buka buku yang hampir kulipat
dan membacanya perlahan

dari ekor matamu berbisik
memaksaku terpaku

buku ini kuserahkan padamu
isilah dengan keindahan
tentang kamu dan aku..

Hingga Menutup Usia

sebait yang kubawa ini
penuh cahaya yang berbinar
yang sekian lamanya mendiam
meronta menanti jawaban

tanpa sengaja kau turun bak utusan
menawarkan diri untuk berteduh
dibawah rapuhnya kerajaan hatiku

aku berhenti disini
dipersinggahan terakhirku
bersamamu hingga menutup usia

23 Januari 2012

Sejati

hidup ini berparodi
berubah seiring waktu bernyanyi
berporos pada ketidakpastian yang pasti
dan ketidakmungkinan yang mungkin
hidup pernah bercerita tentang hitamku
tentang warna warni yang membias saat bersamamu
dan kau sematkan simbol keabadian yang nyaris
tepat disudut hati yang terkunci
aku sempat mengingkari
dibalik hari-hari bersembunyi
mencoba menghapus warna kita rangkai bersama
yang nyatanya dia tiada pudar
dan aku akan tetap membiarmu
mengabadi dihatiku
karena itu sejatimu

aku dan kamu

aku hanya terlalu takut mendekat
agar kau tak menjauh
ketika kau jamah buku yg kutulis
sarat akan kerapuhan
aku dan semua aku
hanya seonggok daging pemalu
seorang yang mudah untuk dilupakan
termasuk kau
tapi aku mencoba bertahan
melawan keringat dingin yang terkujur
karena aku terlalu takut mendekati
bukan karena kau menjauh
melainkan kamu terlalu baik bagiku

menuju perubahan

malam ini langit kamarku diam tertahan
tiada terompet yang bising
tiada kembang api yang membuncah
semua hening berselimut sepi
hanya sedenting lagu yang melantun pelan
memecah ruang yg hampir membeku
masih teringat kelip warna yg berputar
entah beberapa tahun lampau
ketika malam bukanlah nyanyian sunyi
ketika alunan mulai memekakkan telinga
ketika suara-suara menjadi bisik samar
malam ini beralih seakan mengendap endap
menikmati waktu dengan dewasa
dibalik dinding berpangku
seakan ikut menertawai
entah aku pun tak peduli
malam ini adalah rahmat
yang aku selalu lupa
yang aku hampir buta
kekurangan cahaya
atau bahkan terlalu silau akan cahaya
kini hanya sekilas menyibak
jejak yang pernah tersesat berpendar
menjauhi yang mutlak dekat
semoga sebait doa mampu memulai
merakit sayap lunglai
melesat bak roket berpawai
menuju perwujudan mimpi mimpi yang menjanji

Ikhlas

lembaran yang kian menyibak
mengeja satu per satu rangkaian silam

mencoba menyatukan garis
menemui titik yang semakin menebal

rangkaian ini kujilid perlahan
bersampul sabar dan ikhlas

Untuk Sahabat (2)

terkadang langit tak selalu biru
dia bersinar sesuai suratan
namun dia tetap ada saat kau tengadah

diantara langkahmu yang muram
dia mengawasi dibalik pohon
bersenandung penuh mantra

ketika kau tersungkur diatas bumi
bahkan terlalu jauh kau mengerat langit


langit tetaplah langit,
kadang biru kadang hitam
tapi dia tetap melihatmu
sebagai perisai hati yang memprasasti

Untuk Sahabat (1)

waktu ringan berjalan
ketika kusibak album yang pernah berkisah

potretmu melintas memnuhi ruang
lalu kau taruh kenangan
yang tak bisa kuhalau

tentangmu adalah warna
yang menyatu diantara sekian celoteh
tempatku mencari dan menemukan
sebaris kehangatan yang tak lapuk

tentangmu tetaplah warna
yang menemukan dan mencariku
dari segala pelipur arah
melepasku bersantun doa

Pecundang

gemerlap detak yang menghujani
membisiki pecundang yang kehabisan alasan
berharap pelangi memayungi segala gerik
dibawah petang yang menertawai

masih mencoba menelusuri
sejenak menemui harapan yang menjejak

tujuan yang terlalu memaksa
memisahkan kenyataan dengan harapan yang memanjang

Lantunan Pagi

kini surya menyapa
melupakan ngilu yang semalam menggigit

kunikmati ritme nafas yang memburu
dalam kayuhan yang gentar

kuresapi warna pagi
seakan udara ikut membayang
diantara diam yang kusimpan,
kumengingatmu..

Doa Ketika Malam

Tuhan
seluas kasihMu kini mengarungi
saat kau tuliskan namanya diperjalananku

seketika detak surya menguning
lalu Kau warnai kanvasku seindah pelangi
membekas dilorong terpanjangku

Tuhan
berikanku kunci malam
agar kumasuki ruang bintang bersamanya
melantunkan lagu pengharapan

dan ketika langit mulai berpawai
pinjamiku sepotong bulan
menjaga lelapnya hingga pagi menyingsing

TENTANG BINTANG

saat malam kusulap bermandi bintang
sudikah kau memetiknya
menaruh simpul cahayanya disaku bajumu
menyimpan seluruh teka teki yang menari
dibalik lembut lekuknya
ditiap titik memancar
memusatkan energi bersayap doa

akan kunyanyikan ditiap malamku
tentang bintang yang berpijar setia

MEMBACA ARTI

dimatamu kulihat keteduhan
berpijar melambat mengisi lorong hati

dalam lelapmu kuterjaga
mengingat yang kau lupa
membaca arti yang kau gariskan dijalanku

lembar ini berjalan
mendekat mengetuk ruang yang menyisa
sarat akan merah biru ungu

kuberpasrah,
dilubuk hati selalu menata